Kecamatan Way Bungur ternyata menyimpan potensi kerajinan yang cukup prospektif dikembangkan.
Sebut saja Nana' (warga Dusun V Taman Negeri) yang telah menekuni kerajinan bambu hitam untuk dibuat kursi, dipan dan perabotan lain.
Sementara Martono (Warga Toto Projo mengembangkan kerajinan berbahan akar kayu. Berbagai perabot seperti meja, rak dan hiasan berhasil ia buat.
Hampir senada disampaikan oleh Nana dan Martono, selama ini mereka memasarkan sendiri produknya. Mereka sebetulnya ingin mengembangkan usaha mereka, selain bisa mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal, juga bisa memberi kesempatan kerja bagi warga sekitar.
Namun mereka memengeluhkan sulitnya memasarkan produk mereka. Selain karena hanya ditempuh dengan cara dari mulut ke mulut, hingga saat ini mereka juga belum mendapatkan mitra yang tepat dalam memasarkan produk ini.
Beberapa waktu lalu, M. Iskak (Galerry Djaybe Craft Purbolinggo) Dilly Supiyanto (Pengasuh Saung Mako Cakra) dan Suyatno (PR Lensa Wirausaha) berkesempatan untuk mengunjungi para pengrajin ini. Dari penelusuran ini mereka merencanakan untuk membentuk forum bersama sebagai wadah informasi dan pengembangan kerajinan di Purbolinggo dan Way Bungur.
sangat kreatif memanfaatkan hasil bumi sekitar yang dipandang orang tdk bermanfaat disulap mnjdi barang yg antik dan punya nilai ekonomi
BalasHapusTermakasih Kunjungan dan Komentarnya. Mohon saran dan masukkan ya terhadap kreatifitas warga masyarakat perdesaan yang rasanyapelu dan sangat butuh fasilitasi terus menerus
BalasHapus